Saturday 28 April 2018

Mengatur Keuangan : Kebutuhan Utama Terpenuhi, Kesenangan Batin Tercukupi

Uang datang dan pergi itu adalah hal yang biasa. Akan tetapi mengatur penghasilan dan pengeluaran itu sangatlah penting agar supaya tidak terjadi besar pasak daripada tiang, begitu pepatah mengatakan.

Dalam kesempatan kali ini saya akan sharing tentang bagaimana cara saya me-manage income sebagai graphic designer - freelancer. Berhubung sharing tentang riwayat karir dan earning sudah banyak dijumpai disosmed dan lagipula riwayat dan earning saya mungkin kurang memotivasi kalopun diceritakan hehe. So, langsung saja hehe.

Sebagai pekerja lepas tentu bisa menghasilkan income dari berbagai sumber entah itu remote working, contest, direct client, marketplace/microstock creator. Dalam hal ini saya me-manage income saya ke dalam beberapa kotak.



A. Kebutuhan Pokok


Karena saya sudah berumah tangga tentu saja ada kebutuhan pokok tiap bulannya. Ga perlu dijelaskan lah ya kebutuhan pokok itu apa saja hehe. Nah untuk memenuhi kebutuhan pokok ini saya penuhi dari sumber penghasilan tetap dan pasif income yang hasilnya sudah lumayan besar (bagi saya). Penghasilan tetap ini saya dapat dari kerja remote, alias jadi desainer grafisnya sebuah perusahaan advertising di luar sana. Dan pasif income yang saya dapatkan untuk memenuhi kebutuhan pokok. Pasif income di sini bisa dari microstock ataupun marketplace tempat saya berdagang.


B. Tabungan

Bekerja memperoleh penghasilan tapi tidak ada tabungan itu seperti mengisi air ke dalam botol yang berlubang wadahnya alias bocor. Bisa habis secara perlahan bisa juga secara sangat cepat, kalo seperti itu mungkin bocornya udah sangat besar. Nah saya menyisihkan penghasilan saya untuk menabung itu dari Pasif income yang saya sebutkan di point A, jadi sebagian untuk kebutuhan pokok, sebagian ditabung. Mungkin yang masih bujangan bisa melakukan ini untuk tabungan menikah karena dulu saya juga melakukan ini saat masih bujang, jadi pas ketemu jodoh udah ga perlu bingung lagi langsung tancap gas hehe. Atau suatu saat mau punya bisnis offline disaat ingin pensiun jadi desainer grafis hehe, kali aja bosen ngadep komputer terus.


C. Hobby

Boys always be boys. Ya ini yang saya alami sampai detik ini saya masih suka bermain game ataupun mengoleksi mainan. Mungkin ada yang punya hobi dengan motor atau hal-hal lain yang tentunya juga membutuhkan uang untuk mencukupinya. Misalkan saya ingin membeli sebuah game terbaru tentu saja butuh uang untuk beli itu. Biasanya yang sudah berumah tangga agak kesulitan untuk mencukupi kebutuhan yang satu ini. Karena sulit dapet ijin dari istri tercintanya hihi. Trus darimana sumber income untuk kebutuhan yang satu ini? Sumbernya adalah dari microstock/marketplace yang hasilnya masih receh menurut saya (receh itu relatif). Saya mematok recehan itu yang nominalnya di bawah $50 perbulan. Tapi apakah sumber dari agency m/m itu akan selamanya receh? Tentu tidak, jadi disaat income dari satu situs yang semula di bawah $50 kalo udah meningkat maka itu sudah bukan receh lagi bagi saya dan hasilnya akan saya alihkan ke point A atau B. Nah kalo sudah dialihkan berarti udah ga punya hasil receh lagi dong buat mencukupi hobi? Disaat ini lah saya mencoba ladang baru untuk menghasilkan income receh demi mencukupi hobi saya. Sirkulasinya akan seperti itu terus. Kecil untuk hobi disaat sudah besar dialihkan ke tabungan, cari tempat baru lagi untuk menghasilkan recehan. Dengan cara ini saya lebih mudah mendapatkan ijin untuk membeli barang-barang yang sifatnya pribadi bukan untuk keluarga karena kebutuhan pokok saya sudah terpenuhi. Terakhir saya beli game Far Cry 5 hehe. Tapi ini juga situasional, disaat memang ada kebutuhan yang sangat penting maka hasil receh ini akan saya gunakan untuk memenuhi kebutuhan itu.


D. Tabungan Berencana


Udah kayak sistem tabungan di bank saja ya hehe. Tabungan berencana ini juga saya penuhi dari pasif income yang nominalnya receh tapi tidak saya cairkan setiap bulannya. Tabungan berencana itu misalnya saya punya target untuk membeli sesuatu bisa kebutuhan keluarga, kerja ataupun hobi. Katakanlah saya mau beli motor, wacom Cintiq atau Ps4. Income receh dari satu atau dua agency yang saya tabung tiap bulan, ada yang saya cairkan dan saya tabung di rekening khusus, ada pula yang tidak saya cairkan alias saya tahan di agency tersebut sampai sudah mencukupi target.



Ya kira-kira seperti itu cara saya mengatur penghasilan agar kebutuhan pokok terpenuhi, tabungan ada, hobi juga tercukupi. Semoga bermanfaat bagi siapapun dan profesi apapun yang membaca tulisan ini. Semoga mencerahkan anda untuk mulai membagi kebutuhan-kebutuhannya biar lebih tertata dengan baik dan tidak bocor. hehe

Thursday 2 November 2017

Mau Jadi Shutterstock Contributor? Hal-Hal ini Pasti Kamu Pertanyakan!



Dunia microstock dan marketplace akhir-akhir ini kerap kali menjadi topik obrolan baik dalam grup maupun sharing dengan kawan sesama profesi, baik dari pembahasan style, tema, sistem upload, bahkan sampai membahas earning sebagai pemicu adrenalin. (hehe apakah kebut-kebutan?)
Nah pada khususnya Shutterstock, situs paling populer dikalangan microstocker.

Jadi kali ini saya akan mencoba menjawab beberapa pertanyaan teman-teman seputar Shutterstock Contributor. Oke langsung saja berikut ini pertanyaan-pertanyaan yang sudah melalui proses editing :

1. Apakah syarat untuk menjadi contributor di Shutterstock itu harus verifikasi pakai passport?
Rata-rata microstocker yang sudah memulai karir dibidang ini, mereka masih ada yg belum mendaftar di Shutterstock karena kendala belum punya passport. Dengan berbagai alasan dari yang sibuk, belum sempet bikin, belum ada modal, dsb. Jadi khusus di Shutterstock ini memang wajib menggunakan passport untuk verifikasi ID khususnya bagi warga negara Indonesia, KTP/SIM tidak diterima. Jadi kalau ditanya adakah solusinya, ya bikin passport hehe.

2. Harus dimulai dari mana untuk memulai terjun menjadi Shutterstock Contributor, apa saja yang diperlukan?
Jelas yang diperlukan pertama yaitu passport untuk verifikasi, hehe. Kemudian yang diperlukan untuk registrasi adalah menyiapkan 10 desain vector/foto, pengalaman saya waktu registrasi dulu kalau sekarang ada perubahan sistem yang katanya kurang dari 10 bisa registrasi saya kurang tau, hehe.
Terus gimana cara memulainya, sedangkan masih bingung mau bikin design apa.
 - Lakukan research, survey popular page yang sedang nge hits itu Tema apa ; apakah halloween, new year, dsb. Style yang seperti apa ; apakah vintage, modern, retro, 80s, dsb. Dan jenis desain yang seperti apa ; apakah logo, icon, illustrasi, flyer, poster, dsb.
- Sesuaikan dengan kemampuan, setelah melakukan research tentu kita harus paham desain seperti apa yang mampu kita buat dan maksimal jadi akan menghemat waktu untuk eksekusi desain kalau kita sudah menguasainya, tapi tetap ya sembari belajar hal-hal atau style lain yang belum dikuasai biar tidak jalan di tempat. hehe

3. Bagaimana caranya mengetahui trend yang sedang diminati?

Seperti yang sudah saya jelaskan di point 2, yaitu research. Research ini bisa dilakukan di popular page shutterstock. Jika buka homepage nya bisa dilihat bagian bawah sudah difilter berdasarkan kategori dan keyword.





Research ini juga bisa dilakukan dengan mensurvey popular page di situs-situs serupa misal Fotolia, Dreamstime, iStock, dll.
Bisa juga mencari tahu event tahunan International, seperti St. Patrick's Day,  Halloween, dsb.

4. Item apakah yang paling laris di Shutterstock?

 
Inilah salah satu tantangan dalam menggeluti dunia microstock khususnya di Shutterstock. Semua jenis design punya marketnya sendiri, jadi tidak perlu takut jika jenis desain anda tidak laku. Mengacu pada point ke 3, research inilah yang sangat penting karena dalam dunia microstock desain bagus saja tidaklah cukup untuk meningkatkan sales. Tapi target pasar yang tepatlah yang akan sangat-sangat membantu dalam meningkatkan sales. Pemilihan tema dan style yang tepat akan lebih meningkatkan sales. Sebagai contoh bulan Oktober kemarin sedang ramai event Halloween, tentu saja dengan membuat desain dengan tema itu akan lebih dicari. Jadi design apapun mau itu icon, logo, poster, flyer, infographic, illustrasi, siluet, dsb kalau target marketnya jelas pasti juga salesnya bagus.

5. Apakah Single Niche lebih nice dari Multi Niche?


Nah untuk yang satu ini menurut saya sama-sama bagus asal design yang dibuat itu punya nilai komersial yang nice. Biasanya ada designer yang suka campur-campur ada juga yang tetap konsisten sehingga profil page nya terlihat senada. Jadi menurut saya sih masih sama-sama bagus untuk salesnya. Hanya saja  untuk Single Niche ini mungkin punya kelebihan daripada Multi, karena Portfolio nya yang konsisten tentu saja buyer yang benar-benar suka dengan design anda akan memfollow akun anda, dan kemungkinan untuk ditengok buyer yang sama itu besar, istilahnya jadi langganan lah yang bisa meningkatkan sales lebih. Berbeda dengan Multi Niche, kalo ini pembelinya mungkin bisa beragam jadi liat satu item cocok beli, karena lihat portfolio lainnya kurang cocok dengan yang dia butuhkan ya lalu pergi begitu saja.
Akan tetapi dalam hal ini saya masih menganut Multi Niche, karena saya konsisten untuk tidak konsisten, hehe sekali.
 
Single Niche

 
  Multi Niche
6.  Gimana sih cara keywording yang baik?

Keyword adalah salah satu hal yang mendukung sales dari sebuah item. Apakah hanya memakai suggest keyword dari Shutterstock? Ya selama ini saya masih memakai itu dan tentu saja menambahkan keyword-keyword yang spesifik sesuai item yang kita submit karena generator keyword itu ga semua yang kita butuhkan muncul. Keyword yang dicantumkan dari sebuah item bisa dari style, color tone, element design, tema, dll. Ibarat illustrasi bertema ulang tahun bisa cantumkan Cake, baloon, gift, celebration, colorful dan element-element lain yang ada di ilustrasi tersebut.
Berikut saya beri contoh penjualan berdasarkan keyword yang dicari.

Ya persentase dibawah ini  adalah hasil dari penjualan berdasarkan keyword saat menemukan gambar. Dari jenis design, warna, fungsi dan jenis file itu yang dicari buyer saat menemukan gambar ini.

7. Bagaimana mengatasi pesaing yang mempunyai niche serupa dengan milik kita?
Contributor Shutterstock itu ada banyak sekali, jadi kemungkinan punya niche serupa dengan yang lain itu pasti ada. Misal ada yang focus dengan generic logo, pasti ada contributor lain yang punya focus yang sama. Atau design flat yang emang masih nge trend sampai sekarang.
Nah gimana cara mengatasinya?
Perbanyak research, karena sama style belum tentu sama content yang dikerjakan. Sama-sama focus di Icon dengan style flat, kalau ingin lebih unggul ya lakukan research tema apa yang hits, yang sedang dibutuhkan untuk mengungguli pesaing anda. Bisa juga dengan memperbanyak content jadi buyer punya lebih banyak pilihan di portfolio anda daripada di portfolio pesain anda. Apalagi kalau bisa meningkatkan kualitasnya lebih baik dari pesaing, pasti auto nc hehe.


8. Apakah bisa Shutterstock itu dimarketingin?
Marketing atau memasarkan product kan bisa secara offline dan online, nah kalau secara offline sepertinya kurang bisa meningkatkan sales. Kecuali punya content yang emang benar-benar dibutuhkan oleh sebuah company atau agency, kalau hanya marketing offline ke perorangan seperti ya susah. Marketing offline ke company ya berarti door to door semacam salesman jadinya. Saya sih ga memilih jalur ini, karena wasting time. Kalau secara online jelas bisa banget, bisa upload design anda di situs-situs portfolio semacam behance, dribbble, web pribadi, dll. Kemudian mencantumkan link ke akun Shutterstock anda. Dan ini lebih efisien daripada offline, buyer mencari, melihat, klik link, suka bisa langsung beli. Nc sekali.

9. Apakah Shutterstock menerima vector bergradient?

Pertanyaan ini sering muncul, karena ada yang reject saat memakai gradient untuk design vectornya padahal dia lihat stock di Shutterstock ada yang pake gradient. Jadi masalahnya apa?
Masalahnya adalah pada cara memakai gradientnya yang kurang tepat jika diexport ke EPS dan mengakibatkan error jika dibuka di software vector yang berbeda. Contohnya seperti ini :


Gradient yang pertama itu tanpa transparasi dan yang kedua memakai transparasi. Nah problemnya di sini, usahakan jika membuat desain memakai gradient, buatlah tanpa transparasi alias 100% - 100%.
Karena jika salah satu memakai opacity 0% saat di export ke EPS dan dibuka di software lain ada terjadi berbagai kemungkinan, 0% itu akan jadi 100%, berubah menjadi warna putih 100%, atau bisa juga jadi bitmap. Ini yang menyebabkan gradientnya kena reject.

Salah satu desain saya yang memakai gradient. so nc sekali hehe

10. Apakah wajib untuk submit rutin tiap hari?
 
Kalau ditanya wajib atau tidak ya, tidak wajib. Tapi kalau ingin sales selalu meningkat ya rutin lah untuk submit walaupun hanya 1-2 vector satu harinya. Sehingga portfolio anda terlihat hidup dan terurus. Apalagi untuk yang baru jadi contributor, sudah barang tentu harus giat dan kerja keras agar bisa mencapai target yang diinginkan. Tapi ya kalau ga bisa rutin alias sibuk dengan kerjaan harian ya ga masalah juga sih, kan income-nya yang ngerasain juga diri sendiri, hehe.

11.  Apakah ada patokan rata-rata untuk mencapai earning tertentu?
Berbicara soal earning ini relatif sekali ya, ada yang itemnya sedikit tapi earning gedhe, ada yang itemnya banyak earningnya sedang-sedang saja, ada yang itemnya banyak dan earningnya juga gedhe. Hal-hal ini mengacu pada kualitas, konsistensi dan nilai komersial pada desain anda. Desain yang bersifat for commercial use mempunyai kemungkinan lebih untuk mendapatkan earning dengan license yang really nc; single & other, on demand ataupun enhanced. Yang sering menjadi perbandingan adalah Kuantiti vs Kualiti. Fokus pada kuantiti yang kualitas desainnya sedang-sedang saja, atau fokus pada kualiti desain tanpa memikirkan jumlah item yang sudah terupload. Dan dua hal ini pun masih sangat relatif. Dulu ada yang punya skala seperti ini 1:10, ini berarti untuk dapat earning $100 harus punya minimal 1000 item. Tapi faktanya hal ini tidak berlaku ke semua contributor, kadang ada yang itemnya sedikit tapi earning bisa melebihi jumlah item. Itu jelas sangat-sangat nc.

 ________

Ya ini saja yang mampu saya sharing berdasarkan pengalaman saya. Semoga bisa bermanfaat bagi semua yang membaca coretan saya ini. Dan terima kasih untuk pertanyaan-pertanyaannya. Kemarin sekitar 30 pertanyaan yang masuk ke form, tapi beberapa pertanyaan sama dan ada yang saling berkaitan sehingga saya jabarkan ke dalam 1 point agar tidak terlalu mbruwet dan mbingungi. hehe
Jika ada pertanyaan silahkan bertanya lewat kolom komentar di bawah ini.

Good luck with sale!
Salam Tamvan

Tuesday 10 October 2017

Monday 9 October 2017

7 Hal Kenapa Personal Branding itu Sangat Penting

Pasti kita sudah sering mendengar tentang branding maupun personal branding, namun belum banyak yang menyadari bahwa personal branding ini sangat penting. Apa sih personal branding itu?
Personal Branding adalah sebuah penerapan untuk memasarkan diri sebagai sebuah brand.

7 Hal kenapa personal branding itu sangat penting :

1.  Kesempatan menghampiri anda
Ketika brand yang anda milik terlihat menarik, kesempatan untuk mendapatkan project akan perlahan menghampiri.

2. Kekuatan Jaringan Online
Warganet akan lebih tertarik untuk melihat konten-konten anda; seperti follow instagram, add Fb, connect linked in, follow dribbble dan sosmed lainnya.

3. Mempunyai banyak sisi branding untuk dishare
Membuat anda lebih menarik daripada orang-orang yang datang memperkenalkan diri dan produk yang dijualnya.


 4.  Membangun usaha yang anda miliki
 Client lebih tertarik pada sebuah usaha yang mempunya Personal Branding menarik. 
"Saat dimana pemilik Brand lebih besar daripada brandnya sendiri"

5.  Get Hired
Menjadi salah satu kandidat dalam sebuah project yang sedang dikerjakan client tanpa menawarkan diri. Bisa juga masuk dalam list dari orang-orang yang seprofesi dengan anda yang akan mengajak anda bekerja sama dalam project yang sedang dia kerjakan.
6. Mendapatkan banyak kawan baru
Personal branding tidak hanya punya keuntungan dalam usaha anda secara profesional, melainkan juga secara personal. Ini bisa kita lihat dari orang-orang dengan branding bagus yang jadi sangat rutin mengikuti meet up, dikenal banyak orang, berbagi ilmu dan pengalaman sesama profesi.

7. Kepercayaan diri
Ketika anda mulai berbicara dan audience memberikan reaksi yang positif akan membangun kepercayaan diri anda. Bisa kita lihat dari orang-orang yang sudah menjadi pembicara diberbagai acara, tentu kepercayaan dirinya semakin meningkat karna brandingnya semakin kuat.